Hari ini tepat umurku menjadi 17 tahun. Tidak terasa usiaku untuk hidup berkurang 1 tahun lagi, tetapi aku belum bisa memberikan kontribusi yang banyak kepada keluargaku apalagi membahagiakan keluarga kecilku ini.
Di hari ulang tahunku ini, aku tidak terlepas dari kebiasaan melamunku. Melamunkan apa rancana yang akan aku lakukan di umurku yang sekarang ini. Terbesit di fikiranku apakah aku perlu untuk mempunyai seorang kekasih. Tapi, apalah daya membahagiakan keluarga ku saja aku masih belum mampu. Apalagi untuk membahagiakan seorang kekasih.
Disela semua itu, aku baru teringat jika tidak ada seorang teman pun yang memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada ku. Termasuk 3R dan Maeda.
Tiba tiba handphone ku berbunyi. Ternyata itu adalah pesan dari Rei. Ia mengajak ku ke taman. Disana 3R telah menungguku ujar Rei. Entah apa yang mereka inginkan. Mungkin mereka ingin memberikan surprise kepadaku. Ujarku dalam hati.
Aku bergegas menemui mereka ditaman. Dan seperti yang Rei katakan, tepat sekali ternyata 3R sudah berkumpul disana.
Ternyata mereka ingin mengajak ku bermain tendang kaleng. Ya permainan keras ala sekolahku. Peraturannya sangatlah mudah, satu orang yang kalah janken akan jadi penjaga kaleng, berusaha melindungi kaleng itu dari yang agar tidak dirobohkan. Sementara yang lain, berusaha merobohkan kaleng yang dijaga. Usaha apapun boleh dilakukan kecuali membunuh dan memukul dengan benda keras. Hal yang paling aku benci disini adalah, aku tidaklah pandai dalam hal janken. Aku selalu saja kalah jika janken dengan mereka.
Tibalah saat yang paling aku benci, penentuan yang menjadi penjaga kaleng melalui cara janken. Dan seperti yang kukatakan sebelumnya, aku kalah. Dan satu hal yang sangat sangat aku benci adalah mereka mengganti kaleng tersebut dengan proto type robot rakitan pertamaku. Aku tidak rela, namun apalah daya mereka terus memaksaku sehingga untuk melawan pun adalah hal yang sulit.
Dengan sangat terpaksa aku relakan robot kesayangan ku itu dijadikan pengganti kaleng. Aku menjaganya sengat keras layaknya menjaga seorang ibu. Meskipun aku menerima pukulan dan tendangan, takkan kubiarkan mereka menghancurkannya. Tapi, apalah daya. Satu lawan tiga bukanlah hal yang seimbang. Mereka menghacurnkannya juga. Tidak kusangka mereka benar benar melakukannya. "Apakah ini surprise yang aku harapkan dari mereka?" gumam ku dalam hati sambil meratapi robotku yang hancur itu.
Tiba tiba hal yang tak kusangka muncul. Mereka memberikanku hadiah sambil mengucapkan selamat ulang tahun untuk ku. Kulihat itu adalah robot seperti proto type milikku. Aki hanya bisa tersenyum haru sambil tak menyangka mereka sebaik ini kepadaku.
"kami tau ini adalah hari ulang tahun mu" kata Ruli.
"tetapi kami tidak tau apa yang akan kami berikan untuk hadiah mu, kami fikir robot ini adalah hadiah yang terbaik" sambung Rei
"yaa jadi kami patungan untuk membeli ini untukmu. Tetapi kami tidak tau jika kau telah lebih dahulu memilikinya, makanya kami menghancurkan punyamu. Lagian robotmu tadi sudah jelek" ujar Rian.
Tanpa aku sadari mereka telah pergi meninggalkan ku yang sedang sedih namun terharu. Dan disaat aku mengecek ke orisinilannya ternyata dugaanku tepat, ini adalah proto type robot imitasi. Kesedihanku semakin mendalam mengetahui itu. Meskipun begitu aku tetap menghargai usaha mereka dan sangat menyayangi mereka dan tidaklah sedikitpun aku menyimpan dendam karna perbuatan mereka tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar