Minggu, 01 September 2013

Pematang di musim panas

   Sore itu, sore yang damai di musim panas. Aku sedang menikmati angin yang sedang berhembus di sebuah pematang di dekat sekolah sambil membaca manga favoritku. Kali ini aku menikmati kesendirianku tanpa 3R.

   Angin yang berhembus memang sangatlah kencang sehingga aku tidak bisa membaca mangaku dengan nyaman.

   Tiba tiba aku mendengar langkah kaki seseorang mendekatiku. Kufikir, itu langkah kaki dari 3R. Namun, langkah kakinya tidak seramai langkah 3R. Ini terdengar seperti suara satu orang saja. Apakah ini Rei, atau Ruli, atau bahkan Rian? Entahlah, aku pun belum tau.

   Langkah kaki itu tiba tiba tidak terdengar lagi. Aku mencoba mengintip siapa itu. Seketika terkejut saat melihat bahwa orang yang berhenti di dekatku itu adalah perempuan.

   Aku tidak terbiasa dalam hal ini. Seketika aku befikir, apa yang dilakukannya disini. Dan kenapa dia memilih duduk di dekatku. Kulihat kembali, wajahnya seketika memerah. Ahh, mungkinkah dia mengagumiku? Ataukah dia diam diam menyukaiku? Atau mungkin dia berharap dalam kejadian "boys meet girls"? Entahlah, fikiranku mulai meliar.

   Mungkin akan jadi lebih baik jika kami sedikit mengobrol. Tapi, aku tidaklah pandai dalam hal seperti ini. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan dan yang harus aku katakan.

   "Persetan dengan keadaan ini. Kenapa dia hanya diam dan tersenyum saja? Apakah dia ingin aku yang memulai percakapan ini? Tapi, apa yang harus aku katakan?" lirih ku dalam hati yang bimbang ini.

  Perasaan seperti ini sungguh membunuhku. Apakah aku harus memulai dengan cuacanya? Ahh tidak, itu kedengaran seperti orang dewasa yang normal. Apakah aku harus memulai dengan menanyakan "apa yang sedang kamu lakukan disini?" Ahh tidak juga, kesannya aku sangatlah jutek.

   Ah, mungkin lebih baik jika aku menyapanya lebih dulu agar aku tau karakternya. Tapi momen yang tak aku duga terjadi. Tiba tiba Ruly datang sambil meneriakiku

   "Oi Dahlia, coklat karamel di toko paman Ben sedang banting harga! Ayok kita borong sebelum kehabisan"

  Dan salah satu hal yang tak terduga lainnya muncul. Tiba tiba wanita itu cemberut dan mendekati Rian sambil mengepal kuat tangannya.

   Rian terkejut dan seketika menghampiriku. Tapi secara tak sengaja Rian menendang tas wanita itu. Seketika isi tas wanita itu berhamburan keluar, didukung oleh angin yang berhembus kencang. Tak sengaja sebuah buku script melayang ke wajahku. Ketika kulihat, itu adalah novel karangan si wanita itu. Ketika sedikit ku baca, aku terkejut bahwa alasan dia duduk di dekatku adalah dia ingin hal di novelnya terjadi, dan aku jadi pemeran utamanya. Dan dia merampas novel itu lalu pergi sambil menahan malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar