Minggu, 11 Agustus 2013

What a day?

Kkkrrrriiiiinnnnngggggg!!!!!
Kkkrrrriiiiinnnnngggggg!!!!!
Kkkrrrriiiiinnnnngggggg!!!!!

Jam weker sialan itu berbunyi lagi. Seolah memaksaku untuk bangun. Aku masih bangun dalam keadaan setengah malas dan langsung bergegas mencari gadget guna memeriksa social media yang saya punya. Ternyata tidak ada berita yang menarik, hanya status2 alay para jomblo dan foto2 gak karuan yang melintas di time line. Aku kembali bermanjaan dengan kasurku lagi sambil ditemani lagu2 Taylor Swift. Ya dia adalah penyanyi country yang saya suka. Suaranya yang merdu, serta lirik2 lagunya yang menyuarakan perasaan hati membuat saya mendambakannya. Kala itu aku mendengarkan salah satu lagu favoritku "Ours". Lagu ini adalah lagu yang wajib aku dengar setiap harinya. Seketika handphone ku berbunyi, menandakan ada sms masuk. Saat kulihat, aku cukup terkejut. Maeda sangat jarang sekali mengirim sms kepada ku. Entah ini adalah mimpi atau apalah yang jelas ini mungkin jadi pertanda yang baik bagiku.

"hei" sapanya padaku.

Memang cukup singkat, namun sangat berarti bagiku. Aku buru2 menjawabnya.

"ya, ada perlu apa?" balasku.

"emmhh hari ini kakak ada jadwal nggak?" balasnya.

Ya akhir2 ini dia lebih suka memanggilku kakak. Entah itu kode, atau karna memang umurku yang lebih tua satu bulan darinya.

"kayaknya gak ada tuh" balasku lagi.

"mau nggak nemenin aku jalan hari ini?" jawabnya.

"wah serius? Jam berapa? Dimana?" semangatku langsung menggebu.

"iya lah masa bohong. Jam 10 di cafe deket taman" katanya

Seketika 3R mengirimiku chat di akun Instant Message ku.

"woy maho, jadi kan acara  nonton kita hari ini?"

Astaga, aku benar2 lupa kalau hari itu aku punya rencana bersama 3R kupret!

"wah gabisa men, gue kayaknya mau jenguk nenek gue yang sakit deh" balasku.

Sialan, kenapa ada acara bersama orang2 yang aku sayang secara bersamaan?! Ujar hatiku.

Akhirnya aku memilih acara bersama Maeda saja. Walaupun aku tau kalau aku sedang jalan dengan seorang mantan, gapapa lah dari pada jalan dengan 3R terus. Lagian jarang2 bisa jalan bareng cewek. Biasanya jalan bareng 3R mulu. Ujarku dalam hati.

Aku tiba di cafe yang telah kami janjikan. Namun aku belum melihat Maeda. Entah apakah dia belum datang, ataukah dia sedang dalam perjalanan.

30 menit sudah aku menunggunya. Tiba2 dia menelfon dan memintaku untuk menemuinya di cafe tempat biasa kami nongkrong waktu pdkt. Aku langsung tancap gas kesana.

Setibanya disana, aku terkejut karnanya aku melihat Maeda bersama Z duduk dalam satu meja. Kulihat mereka bedua sangat mesra layaknya orang pdkt.

"Z sialan itu, kenapa ada dia bersama Maeda? Apakah mungkin dia sedang pdkt bersama Maeda? Atau jangan mereka sudah resmi pacaran?
Atau Maeda ingin menunjukan kalau dia sudah move on?" seribu pertanyaan menghantui benakku.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengamatu mereka. Terlihat Z semakin mau melakukan kemesraan bersama Maeda. Disitulah emosiku memuncak. Aku langsung datang dan melabrak Maeda.

Entah setan apa yang sedang merasuki ku, ku keluarkan semua luapan emosiku kepadanya. Ia mencoba menjelaskan keadaan, namun aku tak peduli.
Akhirnya, ia melakukan apa yang wanita biasanya lakukan, ya menangis.

Aku meninggalkannya begitu saja setelah melabraknya. Aku tak percaya, aku rela membatalkan rencanaku bersama 3R cuma demi dia. Namun, apa yang aku dapatkan tidaklah setimpal dengan yang Maeda berikan.

Sepulang dari melabraknya, aku mencoba untuk menenangkan diri. Aku sebenarnya menyesali perbuatanku tadi, tapi mau bagaimana lagi itu telah terjadi. Apalah guna menyesali perbuatan yang telah terjadi. Aku pun menelfonnya guna meminta maaf atas kejadian tadi seraya mendengarkan penjelasannya tentang keadaan tadi. Untungnya, ia memaafkan dan menjelaskan keadaan tadi. Ternyata ia ingin aku dan Z kembali berteman, tetapi entah kenapa Z berprilaku seperti itu kepadanya.

Aku hanya bisa sangat menyesali keadaan ini. Aku rela membohongi sahabat2ku dan memarahi orang yang aku sayang di depan umum. Seharusnya aku tau, aku harus jujur dalam bertindak. Selayaknya hal jadwal pagi tadi. Dan seharusnya aku tau kalau Z ingin merusak hubungan baikku dengan Maeda serta yang aku labrak seharusnya Z bukanlah Maeda. Tapi apalah daya, itu telah terjadi buat apa di sesali. Lebih baik dijadikan pelajaran bagiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar